money.teknologmuda.com – Saham Bank Danamon telah menjelma menjadi sebuah fenomena. Bagaimana tidak, tren saham ini terus bearish. Padahal, Bank Danamon dikenal sebagai bank buku IV, yaitu menyimpan uang dengan modal yang cukup besar. Sehingga membuat investor penasaran.

Apa sebenarnya saham Bank Danamon, akan kami uraikan lebih detail. Dasar kami adalah informasi yang tersebar di Internet, ditambah pengalaman kami melihat pergerakan, dan memegang saham ini.

Diantaranya yang akan kita bahas adalah pemegang saham, analisa saham, prospek saham Danamon, hingga menjawab mengapa saham Danamon terus merosot. Apakah Bank Danamon Bangkrut?

Pemegang Saham Bank Danamon

Bank Danamon dapat dikatakan sebagai salah satu saham dengan kepemilikan tunggal yang berlaku. Khusus MUFG Bank sebesar 92,47%. Kelebihan 7,53% dipegang oleh masyarakat.

Menurut perspektif pasar modal, ini tidak condong ke arah investor. Float bebasnya kecil, hanya memenuhi batas dasar 7,5%. Baca lebih lanjut tentang saham free float di sini.

Berlawanan dengan norma, ini sebenarnya menunjukkan potensi yang baik bagi organisasi, sehingga ada investor besar yang perlu memiliki tunggul. Seperti HMSP, dan lain-lain.

Selain itu, MUFG Bank adalah tempat penyimpanan uang di seluruh dunia dengan 2600 jaringan yang kuat di seluruh dunia. Mitsubishi UFJ Financial Group, begitulah namanya, awalnya dari Jepang. Organisasi ini menambah Bank Danamon hingga 94,1% pada pertengahan 2019.

Inilah titik awal permasalahan Bank Danamon di mata investor. Kemudian disesuaikan dengan strategi BEI menjadi 92,47% untuk memenuhi free float saham.

Anak Usaha Bank Danamon

Anak perusahaan Bank Danamon adalah Adira Finance. Mereka yang rutin mendapatkan pinjaman sepeda motor akan menyadari bahwa ini adalah organisasi pembiayaan yang sering digunakan untuk kendaraan roda dua atau roda empat. Bahkan, individu mungkin lebih mengenal Adira daripada Bank Danamon.

Analisis Saham Bank Danamon

Kami akan merinci saham Bank Danamon dari perspektif prinsipal dan khusus. Untuk analisa dasar perbankan, kami akan mengaudit dari segi NPL, ROE, DER. Dari sini kita cukup mengetahui kekuatan perbankan pada awalnya.

Bank Danamon memiliki kredit bermasalah pada tahun 2020 sebesar 2,8%. Angka ini seperti yang ditunjukkan oleh standar kami. Tidak buruk juga, buruk juga. Karena yang hebat seperti yang ingin kita pikirkan berada di bawah dua. Bisa mengukur hingga dua bank lain, yaitu Bank Mega dan BCA yang dikenal sebagai bank dengan kinerja terbaik.

Bank Danamon	2.8%
Bank BCA	1.8%
Bank Jabar	1.4%

Dari beragam sumber

Dari angka tersebut seharusnya terlihat posisi Bank Danamon. Bank Jabar memiliki kekuatan karena mayoritas nasabahnya adalah ASN. Jadi eksekusi NPLnya bagus. Jika kita tidak harus memahami BCA, kita akan tahu mengapa.

Untuk sementara, dari sisi ROE, jumlahnya tidak terlalu istimewa, cukup adil. Kami kontras posisinya dengan yang lain agar key analysis Bank Danamon lebih goal.

Tahun	ROE Mega	ROE BCA	ROE BDMN
2018	11.6%	17%	9.35%
2019	12.8%	16.4%	8.97%
2020	16.5%	14.6%	2.31%

Sumber IPOT

Dari sini, terlihat bahwa pameran Bank Danamon seperti yang akan kita lihat tidak biasa-biasa saja. Pada saat-saat biasa di luar Covid, ROE normalnya adalah 9%. Itu sebabnya kami menyebutnya konvensional.

Tetapi yang benar-benar ingin Anda fokuskan lebih keras adalah sisi PER, semakin kecil semakin baik. Bank Danamon memiliki PER yang terbilang kecil, pada tahun 2019 tercatat sebesar 9,4x. Sangat menarik bagi bank untuk berada di angka ini. Namun, selama periode Covid 2020 meningkat tajam hingga 30x lipat. Perbankan benar-benar lamban meskipun ada virus Corona.

Ini adalah garis besar analisis penting Danamon. Kami menilai bahwa meskipun ini adalah bank yang sangat besar, penyajiannya standar.

Analisa Teknikal Saham BDMN

Bank Danamon merupakan salah satu bank dengan kapitalisasi pasar yang sangat besar. Pada 2020 akan mencapai 30 triliun. Saat ini dengan biaya 2.570 memiliki kapitalisasi 24 Triliun. Artinya jika kota berpindah ke bulan sulit. Kenaikan sekecil apapun. Saham Buku IV pada umumnya.

Namun, teknis bank BDMN justru meresahkan. Dari wilayah 3000-an hingga 9.800-an dalam waktu tiga tahun, 2016-2019. Bangkit perlahan tapi pasti, secara rutin. Setelah itu cerita sedih dimulai.

Kenapa Saham Bank Danamon Turun

Saham Bank BDMN anjlok ke 3.600-an hanya dalam waktu satu tahun. Salah satu alasannya adalah akuisisi MUFG yang terlalu dominan, yang tidak disukai investor. Stoknya terbuang sia-sia. Hal inilah yang menyebabkan saham Bank Danamon terus merosot. Bukan komponen utama.

Menariknya, sampai tulisan ini dibuat, biayanya belum naik, bahkan di 2.500-an. PBV di 0,57. inilah daya tarik utama saham BDMN. Seperti yang kita lihat, harga saham buku Bank IV dengan PBV saat ini masih murah. Untuk sebagian besar, biaya saham bank lebih dari satu PBV.

Di sini, ada tiga bank yang memiliki rasio serupa, yakni Bank Niaga dan Bank Panin. Lihat tabel di bawah.

Bank	Harga	PBV	ROE
Danamon	2.570	0.56	4.71%
Niaga	990	0.59	9.51%
Panin	900	0.46	5.1%

sumber IPOT

Dari sini kita melihat posisi biasa Bank Danamon. Apalagi jika Anda mengkonsolidasikan proporsi PBV dengan ROE. Masih lebih baik bagi Niaga berhemat dengan PBV serupa.

Namun jika dicermati sebenarnya harga psikologis saham Bank Danamon berada di angka 3.500-an. Support terendah pada titik mana pun menyentuh 1.760, biaya puncak dari ketegangan Coronavirus. Setiap kali dilewati hingga 3480. Saat ini konsolidasi di 2.570.

Dari analisis khusus, saham bank BDMN, seperti yang akan kita lihat, masih mungkin bisa mencapai 3300-an. Adapun periode waktu, kami tidak bisa mengatakan tanpa keraguan.

Prospek Saham BDMN

Membahas prospek saham BDMN, seperti yang ingin kami pikirkan, masih cukup layak untuk selalu lebih baik. Pertama, karena pemegang modalnya cukup kuat, MUFG. Mengocok ini tampaknya cukup sulit. Apalagi terkait dengan keuangan ADIRA.

Kedua, Bank Danamon sebenarnya melakukan inovasi yang cukup baik, terutama dalam aspek aplikasi. Cukup bagus. Hanya saja penyalurannya tidak seintensif bank lain. Ini keren bang. Karena itu, jika mencapai berbagai waktu, kemungkinannya kecil. Namun jika tumbuh positif, Bank Danamon bisa mewujudkannya.

Selain itu, Bank Danamon dikenal memiliki segmen korporasi yang sangat besar. Misalnya, baru-baru ini mengucurkan pinjaman hingga 1 triliun ke anak usaha Sarana Menara. Gila.

Akhir 2020, juga dikucurkan hingga 750 miliar untuk PT Indonesia Infrastructure Finance atau IIF. Juga yang lainnya. Modalnya cukup kuat. Oleh karena itu, secara prospek, seperti yang kami pikirkan, saham Bank Danamon masih OK.

Riwayat Dividen Bank Danamon

Bank Danamon memiliki sejarah membagikan dividen secara konsisten sejak tahun 2003. Tidak pernah absen. Tahun anggaran 2019 membagikan 45% dari keuntungan penuh. Pada tahun moneter 2018 didistribusikan hingga 35%. Artinya, sejarah dividen Bank Danamon cukup besar.

2019	Rp187,55
2018	Rp143,22
2017	Rp134,44

website resmi Bank Danamon

Dividen yield Bank Danamon berada pada cakupan 1,3%. Namun, seperti yang ingin kami pikirkan, sebagai investor, itu terlalu kecil. Berbeda dengan bank lain dengan dividen yang lebih besar. Anda dapat melihat beberapa bank dengan dividen besar pada koneksi ini.

Rekomendasi Saham BDMN

Soal rekomendasi saham BDMN, seperti yang akan kita lihat, mereka layak dibeli asalkan di bawah 3000. Alasan kami sederhana, ketika COVID-19 melanda, dan itu akan memakan waktu cukup lama, maka bank dengan modal kuat akan benar-benar ingin bertahan hidup. Bank Danamon dengan MUFG world holding bisa melakukannya.

Namun bagi para pedagang saham hal ini tidak menarik. Perkembangannya sangat kecil. Hanya untuk investor dengan jangka menengah akan cukup menarik. Kemungkinan penambahan hingga 20% masih potensial. Kalaupun turun, kemungkinan terbesar ada di tahun 2300-an. Risikonya kecil.

Tapi itu semua kembali kepada Anda. Kami pasti memegang saham ini dengan biaya 2.620. Kami diam dan meminta agar kota membesarkannya dengan kebaikan hatinya. ckckck. Website Bank Danamon yang sebenarnya ada di sini. Salam hijau.