money.teknologmuda.com – Pengaruh suku bunga terhadap pelaku pasar modal sangat terasa. Pengumuman kenaikan atau penurunan suku bunga dapat mempengaruhi kenaikan dan penurunan harga saham per sektor, atau bahkan secara keseluruhan.
Baru-baru ini, pada 9 Mei 2022, pasar modal baru saja dibuka, turun minus 4% karena strategi menaikkan suku bunga acuan. Lalu apa sebenarnya suku bunga acuan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pasar saham.
Pengertian Suku Bunga Acuan
Suku bunga acuan adalah strategi suku bunga yang ditetapkan oleh otoritas publik melalui lembaga moneter khusus untuk mengikuti kondisi keuangan negara dan dilaporkan secara transparan kepada masyarakat umum. Di Indonesia, hal ini selalu diselesaikan oleh Bank Indonesia.
Jika individu menyadari suku bunga terhubung dengan simpan pinjam di bank. Sederhananya, jika suku bunga bank turun, lebih baik mendapatkan uang tunai. Tetapi jika bunga bank naik, lebih baik menabung karena Anda mendapatkan pengembalian yang besar.
Dalam lingkup yang lebih luas, suku bunga dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara. Bahkan jika negara adidaya Amerika menyatakannya, itu akan mempengaruhi ekonomi dunia.
Dampak Suku Bunga di Pasar Saham
Secara historis, ketika suku bunga naik, pasar saham biasanya ambruk. Namun jika suku bunga rendah, biasanya pasar saham akan heboh. Ini biasanya terjadi.
Sederhananya, ketika suku bunga naik, investor akan mengalihkan uangnya ke instrumen moneter yang lebih aman dan kurang berisiko. Apalagi bunganya sudah naik.
Lagi pula, bagi perusahaan yang terdaftar di pasar modal, ini adalah berita buruk karena dana yang diperoleh sebagai modal usaha akan mengalami kenaikan suku bunga. Efeknya buruk. Selain dari perusahaan dengan dana tunai yang besar, itu adalah manfaat yang berbeda.
Tetapi jika suku bunga turun, perusahaan bersemangat, terutama dalam mengambil investasi dengan suku bunga lebih rendah. Artinya, ada keuntungan yang lebih menarik. Di sinilah pasar saham akan berada.
Suku Bunga Berdampak Buruk
Episode 9 Mei 2022, di mana pasar modal turun lebih dari 4%, juga dipengaruhi oleh deklarasi kenaikan suku bunga acuan, tetapi oleh bangsa Paman Sam.
Biasanya ketika pengumuman suku bunga naik, efeknya tidak begitu disayangkan. Tapi mengapa begitu mendalam? Ini adalah situasi yang menegangkan. Khususnya suku bunga naik begitu cepat, tetapi ekspansi juga tinggi.
Ini akan merugikan pasar modal. Karena dengan menaikkan suku bunga, biaya pinjaman menjadi lebih mahal, sehingga wajar jika bunga barang atau jasa akan turun. Dengan kata lain, presentasi organisasi tidak akan meningkat.
Selain itu, konflik Ukraina dengan Rusia belum mereda, dan itu berarti akan berdampak pada krisis energi yang tertunda. Ini adalah aspek total yang membuat pasar modal menjadi korban.
Sektor yang Terkena Kenaikan dan Penurunan Suku Bunga Tolok Ukur
Yang paling terkena dampak dari deklarasi suku bunga acuan adalah sektor keuangan. Karena hal ini terkait dengan daya tarik mendapatkan modal yang tiada henti. Karena itu, saat deklarasi muncul, mayoritas saham perbankan anjlok hingga ke batas terendah.
Inilah alasan mengapa kita tidak boleh menahan satu sektor dengan jumlah yang sangat besar. Jika itu masalahnya, kerugiannya tidak akan terlalu mengerikan.
Efek yang paling diartikulasikan berikut dari suku bunga acuan adalah sektor properti. Sektor ini akan terpengaruh cukup baik. Khususnya pada strategi KPR yang berdampak pada besarnya angsuran yang harus dibayarkan oleh masyarakat umum kepada bank.
Dengan suku bunga yang lebih tinggi, sektor properti kurang memikat. Hal inilah yang menyebabkan terkadang sektor properti juga ikut turun ketika ada penyesuaian suku bunga acuan.
Selain kedua sektor di atas, terdapat pula sektor-sektor yang memiliki karakteristik padat modal. Atau di sisi lain yang membutuhkan banyak modal. Sektor-sektor tersebut tentunya membutuhkan pinjaman modal juga. Seperti sektor konstruksi.
Namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa kenaikan suku bunga acuan akan berdampak negatif pada semua sektor. Beberapa sektor justru diuntungkan. Terutama yang tidak membutuhkan padat modal, atau beberapa perusahaan yang memiliki dana tunai yang sangat besar.
Oleh karena itu, seringkali dalam berinvestasi di pasar modal, kita terkadang mempertimbangkan dana tunai yang tersedia dalam suatu organisasi, karena biasanya memiliki kondisi moneter yang lebih stabil. Artikel dibuat oleh stockgreen.com. Mungkin berguna.